Makalah : Dasar-Dasar Teori Tingkat Suku Bunga
Tugas :
Makalah
Mata Kuliah :
Ekonomi Moneter I
Dasar-Dasar
Teori Tingkat Suku Bunga
Oleh
:
M.
Nur Gamtohe (02031611054)
Sulvianti
Almirudin (02031611042)
Julfa
Tonggol (02031611021)
PROGRAM
STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
KHAIRUN
TAHUN
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang tak
terkira. Akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu dan dengan
kerja keras yang tak luput dari bagian usaha kami. Mengingat kegiatan kami
sebagai mahasiswa dan berangkat dari hal itulah kami tetap ingin menyelesaikan
makalah ini dengan baik, sesuai prosedur yang telah diberikan dan sebisa
mungkin untuk memenuhi target.
Sehubungan dengan selesainya
makalah ini kami minta maaf sebesar-besarnya terhadap teman-teman mahasiswi
semester 3 Prodi Ekonomi Pembangunan terutama kelas B dan Dosen mata kuliah
Ekonomi Moneter I. pasti akan banyak
sekali ditemukan kekurangan atau kesalahan dari apa yang telah kami sajikan
kali ini. Kritik dan saran teman-teman dan pembimbing akan sangat bermanfaat
bagi kami yang tentunya kami ambil sebagai pelajaran awal dari semuanya untuk
menjadi insan berpendidikan yang selalu ingin lebih baik dari hari kemarin.
wallahu
a’lam bish shawab.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah........................................................................................ 2
1.3
Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
2.1 Pengertian Dasar
Tingkat Suku Bunga....................................................... 3
2.2 Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga.......................... 4
2.3 Fungsi Suku Bunga..................................................................................... 5
2.4 Teori-Teori Dasar
Suku Bunga................................................................... 6
2.5 Dampak Suku Bunga Terhadap
Perekonomian Negara.............................. 9
BAB III PENUTUP............................................................................................ 12
3.1
Kesimpula........................................................................................................ 12
3.2
Saran................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dasar-dasar
teori tingkat bunga adalah bagian
dari ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi termasuk didalam kelompok ilmu-ilmu sosial.
Ilmu sosial berhubungan dengan perbuatan atau tingkah laku manusia sebagai
anggota masyarakat. Penyebab Suku Bunga ada dikarenakan
kebutuhan suatu Negara dalam mengelola perekonomiannya lebih khususnya mengenai
pengelolaan uang agar bagaimana menambah
pendapatan suatu Negara tersebut. Suku bunga ini sudah ada sejak pada saat itu
manusia melakukan transaksi menggunakan alat tukar dengan emas. Suku bunga merupakan salah satu indicator
dalam perhitungan pendapatan suatu Negara yang sangat mempengaruhi
perekonomian.
Menurut
Karl dan Fair suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman,
dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang
diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Pengertian suku bunga
menurut Sunariyah (2006) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan
sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran
harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada
kreditur.
Dari latar belakang di
atas kami membuat rumusan masalah dan tujuan mengenai Teori Dasar Tingkat Suku
Bunga sebagai berikut.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Jelaskan pengertian dari tingkat suku bunga?
2. Jelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga?
3. Jelaskan fungsi
tingkat suku bunga terhadap perekonomian?
4.
Jelaskan teori-teori dasar dalam suku bunga?
5.
Jelaskan dampak suku bunga terhadap perekonomian?
1.3
Tujuan
1. Untuk mengetahui
pengertian teori tingkat suku bunga.
2. Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga.
3. Untuk mengetahui fungsi
tingkat suku bunga terhadap perekonomian.
4. Untuk
dapat mengetahui teori-teori dalam suku bunga.
5. Untuk
Dapat Mengetahui dampak suku Bunga terhadapa perekonomian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Dasar Tingkat Suku Bunga
Suku Bunga adalah tanggunggan
pada pinjaman uang, yang biasanya dinyatakan dalam presentase dari uang yang
dipinjamkan. Suku bunga adalah tingkat bunga yang dinyatakan dalam persen,
jangka waktu tertentu (perbulan atau pertahun). Suku Bunga merupakan suatu
ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan
kepada kreditur. Menurut
Teori Klasik, teori tingkat suku bunga merupakan teori permintaan penawaran
terhadap tabungan. Teori ini membahas tingkat suku bunga sebagai suatu
faktor pengimbang antara permintaan dan penawaran dari pada investable fund
yang bersumber dari tabungan.
Pandangan
berbeda diberikan oleh Keynes. Menurutnya, tingkat bunga itu merupakan suatu
fenomena moneter. Artinya, tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan
permintaan uang (ditentukan dalam pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan
ekonomi (GNP), sepanjang uang ini mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat
bunga selanjutnya akan memengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi dengan
demikian akan mempengaruhi GNP (Nopirin, 1998).
Terdapat dua pandangan berbeda mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga (Sukirno, 1994:33) :
·
Menurut pandangan ahli ekonomi klasik, tingkat bunga dipengaruhi oleh
permintaan atas tabungan oleh para investor dan penawaran tabungan oleh rumah
tangga.
·
Menurut
pandangan Keynes, tingkat bunga dipengaruhi oleh jumlah uang yang beredar dan
preferensi liquiditas atau permintaan uang. Preferensi liquiditas adalah
permintaan terhadap uang seluruh masyarakat dalam perekonomian.
Edward dan Khan (1985),
mengatakan bahwa faktor penentu suku bunga tcrbagi alas 2 (dua) faktor, yaitu
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah
uang beredar, dan Ekspektasi Inflasi. Sedangkan faktor eksternalnya adalah
penjumlahan suku bunga luar negeri dan tingkat Ekspektasi perubahan nilai tukar
valuta asing.
Bunga pinjaman dan simpanan akan mempunyai keterkaitan
yang sangat erat. Pada kondisi terdapat kenaikan suku bunga simpanan, maka
kenaikan suku bunga simpanan akan berpengaruh pada kenaikan suku bunga
kredit.bunga simpanan dam kredit akan saling memengaruhi dalam industri
perbankan (Ismail, 2011).
2.2. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku
Bunga
Faktor
–faktor yang memengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga (pinjaman dan
simapanan) adalah sebagai berikut.
1. Kebutuhan Dana
Apabila bank kekurangan dana
sementara pemohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana
tersebut cepat terpenuhi dengan meningkat kan suku bunga simpanan. Peningkatan
bunga simpanan secara atomatis akan meninkat pula bunga pinjaman.
2. Persaingan
Dalam memperebutkan dana
simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan
harus memerhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16%,
maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan
diatas bunga pesaing misalnya 16%. Namun sebliknya untuk bunga pinjaman kita
harus berada dibawa bunga pesaing.
3. Kebijakan Pemerintah
Baik bunga simpanan maupun
bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah.
4. Harga Laba yang Diinginkan
Sesuai dengan target yang
diinginkan, jika laba yang diinginkan besar, maka bunga ikut besar dan
sebaliknya.
5. Jangka Waktu
Semakin panjang jangka waktu
pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besar kemungkinan
resiko dimasa akan datang.
6. Kualitas Jaminan
Semakin likuid jaminan yang
diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya.
7. Reputasi Perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan
yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan
dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungknan risik
macet kredit dimasa mendatang relatif
kecil dan sebaliknya.
8. Produk yang Kompetitif
Produk
yang dibiayai tersebut laku dipasaran.
9. Hubungan Baik.
Biasanya bank menggolongkan
nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder).
Penggolongan ini didasarkan keaktifan dan loyaritas nasabah yang bersangkutan
dengan pihak bank. Nasabah utama biasanya mempunya hubungan yang baik denga
pihak bank sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah
biasa.
10. Jaminan Pihak Ketiga
Dalam hal ini pihak yang
memberikan jaminan kepada penerima kredit.biasanya jika pihak yang memberikan
jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar , nama baik maupun
loyaritasnya terhadap bank, maka bunga yang dibebankanpun berbeda.
2.3
Fungsi
Suku Bunga
Adapun fungsi suku bunga menurut
Sunariyah (2006) adalah :
1. Sebagai
daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
2. Suku
bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran
dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah
mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila
perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka
pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
3. Pemerintah
dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini
berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.
2.4 Teori-Teori Dasar Suku Bunga
Ø Teori Suku Bunga Klasik
Menurut
kaum klasik, suku bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan
dilakukan dalam perekonomian yang menyebabkan tabungan yang tercipta pada
penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama yang dilakukan oleh pengusaha.
beranjak dari teori ekonomi mikro, teori klasik mengatakan bahwa tingkat bunga
merupakan nilai balas jasa dari modal. Dalam teori klasik, stok barang modal
dicampuradukkan dengan uang dan keduanya dianggap mempunyai hubungan
subtitusif. Semakin langka modal, semakin tinggi suku bunga. Sebaliknya,
semakin banyak modal semakin rendah tingkat suku bunga (Nasution,2001).
Investasi
juga merupakan fungsi dari suku buga. Makin tinggi suku bunga, keinginan
masyarakat untuk melakukan investasi juga semakin kecil. Alasannya, seorang
pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang
diharapkan dari investasi lebih besar dari suku bunga yang harus dibayar untuk
dana investasi tersebut merupakan ongkos untuk penggunaan dana (Cost of Capital). Makin rendah suku
bunga, maka pengusaha akan lebih terdorong untuk melakukan investasi, sebab
biaya penggunaan dana juga makin kecil.
Suku
bunga dalam keadaan keseimbangan (artinya ada dorongan untuk naik atau turun)
akan tetapi keinginan masyarakat untuk menabung sama dengan keinginan
masyarakat untuk melakukan investasi. Secara grafik keseimbangan suku bunga
dapat digambarkan sebagai berikut
Keseimbangan
tingkat bunga berada pada titik i0 dimana jumlah tabungan sama
dengan jumlah investasi. Apabila tingkat bunga berada diatas i0,
berarti jumlah tabungan melebihi keinginan pengusaha untuk melakukan investasi.
Para pemilik dana akan bersaing untuk meminjamkan dananya dan persaingan ini
akan menekan tingkat bunga turun kembali ke posisi i0. sebaliknya,
bila tingkat bunga rendah berada di bawah i0, maka para pengusaha
akan bersaing untuk mendapatkan dana yang relatif lebih besar jumlahnya.
Persaingan ini akan mendorong tingkat bunga naik lagi ke i0.
Misalnya
terjadi kenaikan efisiensi produksi, maka akan mengakibatkan keuntungan yang
diharapkan meningkat sehingga pada tingkat bunga yang sama para pengusaha
bersedia membayar dana yang lebih besar untuk membiayai investasi, atau untuk
dana investasiyang sama jumlahnya, para pengusaha bersedia membayar tingkat
bunga yang lebih tinggi. Keadaan ini ditunjukkan dengan bergesernya kurva
permintaan investasi ke kanan atas, sehingga keseimbangan tingkat bunga yang
baru adalah pada titik i1 (Nopirin,1998).
Ø Teori Suku Bunga Keynes
Keynes
mempunyai pandangan yang berbeda dengan klasik. Tingkat bunga itu merupakan
suatu fenomena moneter. Artinya, tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan
permintaan uang (ditentukan dalam pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan
ekonomi (GNP), sepanjang uang ini mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat
bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi dengan
demikian akan mempengaruhi GNP (Nopirin,1998). Keynes
mengasumsikan bahwa perekonomian belum mencapai full employment. Oleh karena
itu, produksi masih dapat ditingkatkan tanpa mengubah tingkat upah maupun
tingkat harga. Dengan menurunkan tingkat bunga, investasi dapat dirangsang
untuk meningkatkan produk nasional. Dengan demikian setidaknya untuk jangka
pendek, kebijaksanaan moneter dalam teori keynes berperan untuk meningkatkan
produk nasional.
Pertama,
Keynes menyatakan bahwa masyarakat mempunyai keyakinan bahwa ada suatu tingkat
bunga yang normal. Jika memegang surat berharga pada waktu tingkat bunga naik
(harga turun) mereka akan menderita kerugian. Mereka akan menghindari kerugian
ini dengan cara mengurangi surat berharga yang dipegangnya dan dengan
sendirinya menambah uang yang dipegang.
Kedua,
sehubungan dengan biaya memegang uang kas. Makin tinggi tingkat bunga, makin
besar pula biaya memegang uang kas, sehingga keinginan memegang uang kas juga
semakin rendah sehingga permintaan akan uang kas naik. Dari kedua penjelasan
diatas, dijelaskan adanya hubungan negatif antara tingkat bunga dengan permintaan
akan uang tunai. Permintaan uang ini akan menetukan tingkat bunga. Tingkat
bunga berada dalam keseimbangan apabila jumlah uang kas yang diminta sama dengan
penawarannya (Nopirin, 1998).
Ø Teori Suku Bunga Hicks
Hicks
mengemukakan teorinya bahwa tingkat bunga berada dalam keseimbangan pada suatu
perekonomian bila tingkat bunga ini memenuhi keseimbangan sektor moneter dan
sektor rill. Pandangan ini merupakan gabungan dari pendapat klasik dan
keynesian, dimana mashab klasik mengatakan bahwa bunga timbul karena uang
adalah produktif artinya bahwa bila seseorang memiliki dana maka mereka dapat
menambah alat produksinya agar keuntungan yang diperoleh meningkat. Jadi uang
dapat meningkatkan produktivitas sehingga orang ingin membayar bunga. Sedangkan
menurut keneysian bahwa uang bisa produktif dengan metode spekulasi di pasar
uang dengan kemungkinan memperoleh keuntungan, dan keuntungan inilah sehingga
orang ingin membayar bunga.
Dari
beberapa konsep tentang tingkat bunga, maka dapat kita hubungkan antara tingkat
suku bunga tabungan dengan tingkat bunga kredit, dimana sektor perbankan
menghimpun dana melalui giro, deposito dan tabungan lalu disalurkan melalui
berbagai fasilitas kredit. Jelaslah bahwa penawaran kredit perbankan ditentukan
oleh adanya akumulasi modal dalam bentuk deposito dan tabungan sebagai salah
satu sumber dana perbankan dalam menyalurkan kredit.
Adanya
tabungan masyarakat tidaklah berarti dana hilang dari peredaran, tetapi
dipinjam / dipakai oleh pengusaha untuk membiayai investasi. Penabung
mendapatkan bunga atas tabungannya, sedangkan pengusaha bersedia membayar bunga
tersebut selama harapan keuntungan yang diperoleh dari investasi lebih besar
dari bunga tersebut. Adanya kesamaan antara tabungan dengan investasi adalah
sebagai akibat bekerjanya mekanisme tingkat bunga. Tingkat bunga akan
berfluktuasi sehingga keinginan untuk menabung dari mana untuk menabung dari
masyarakat. Besarnya tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank juga
dipengaruhi oleh besarnya Cost Of Money. Tingkat bunga kredit yang
ditetapkan untuk seluruh nasabah harus labih besar dari jumlah Cost Of
Money dan biaya operasionalnya.
2.5 Dampak Suku Bunga Terhadap Perekonomian Negara
Untuk diketahui, suku bunga
merupakan tolak ukur dari kegiatan perekonomian dari suatu negara yang akan
berimbas pada kegiatan perputaran arus keuangan perbankan, inflasi, investasi
dan pergerakan currency. Dan biasanya negara-negara besar (merupakan negara
yang memiliki currency terbesar dalam transaksi di bursa), aktivitas ekonomi
yang terjadi di negara-negara tersebut memiliki pengaruh yang kuat terhadap
fundamental perekonomian dunia.
Kenaikan suku bunga yang
dilakukan oleh bank Sentral, maka akan direspon oleh para pelaku pasar dan para
penanam modal untuk memanfaatkan moment tersebut guna meningkatkan produksi dan
menanamkan investasinya. Seiring dengan itu, akan berdampak juga pada jumlah
produksi yang bertambah dan tenaga kerja yang juga akan semakin bertambah.
Akibatnya ekspor bertambah dan jumlah pengangguran menurun, sehingga devisa
yang masuk ke negara tersebut semakin menguatkan dollar terhadap mata uang
lain.
Demikian pula sebaliknya, bila
saja suku bunga menurun, produksi industri akan berkurang karena produsen akan
membatasi kerugian. Apabila jumlah produksi berkurang, maka akan melemahkan
mata uang tersebut. Kenaikan suku bunga sangatlah dikhawatirkan oleh para
kreditur dan tingkat penjualan perumahan yang semakin menurun karena membuat
pajak pinjaman modal dan kredit perumahan semakin meningkat, tanpa didukung
dalam kelancaran produksi dan bisnis yang menunjang, akan berimbas pada kredit
macet
Ada beberapa hal yang harus
diwaspadai dalam menaikkan dan menurunkan suku bunga yang semuanya harus
berpihak pada kesejahteraan rakyat dalam negeri sebagai prioritas utama.Dampak
ekonomi dari sebuah perubahan suku bunganya diantaranya akan berpengaruh
pada adalah
• GDP (Gross Domestik Product)
GDP sebagai indikator tingkat
kesehatan atas pertumbuhan ekonomi suatu negara. GDP merupakan indeks utama
sistem akun nasional (Sistem of National Accounts
- SNA) yang dikarakteristik oleh hasil final dari kesatuan aktifitas
program ekonomi - penduduk, dan pengukuran biaya barang dan jasa, yang
diproduksi oleh kesatuan untuk penggunaan akhir. GDP adalah indeks utama, yang
menunjukkan kondisi ekonomi nasional. GDP adalah indikator produk manufaktur,
yang berjumlah pada biaya produksi final barang dan jasa.
Ini berarti, biaya barang dan
jasa lanjutan, yang digunakan dalam produksi (seperti barang mentah,
bahan-bahan, bahan bakar, bibit, makanan ternak, layanan pengangkutan udara,
harga grosir, layanan komersil dan finansial, dll) tidak termasuk dalam GDP.
Jika tidak, GDP akan mengandung akun berulang. Selain itu, GDP adalah produk
domestik, karena diproduksi oleh penduduk. Penduduk adalah kesatuan ekonomi
(usaha maupaun rumah tangga), dengan mengabaikan indentitas nasional dan
kewarga negaraannya, yang memiliki suku bunga ekonomi dalam wilayah ekonomi
negara.
• Kredit Perumahan Rakyat
Pengadaan perumahan merupakan
bagian terpenting dalam menunjang kesejahteraan hidup manusia, pentingnya data
ini terletak pada kemampuannya untuk memicu perubahan kondisi perekonomian,
memprediksi perubahan tingkat pertumbuhan. Turunnya jumlah unit perumahan baru
dapat memperlambatperekonomian dan mendorong ke arah resesi. Sebaliknya,
peningkatan pada jumlah unit perumahan baru mengindikasikan tumbuhnya
perekonomian.
• Tingkat Pengangguran (Unemployment Rate)
Dampak yang harus diperhatikan
dalam kebijakan naik-turunnya suku bunga apakah semakin meningkatkan peluang
usaha dan peluang kerja atau malah justru meningkatkan pengangguran dan PHK.
Dan perlu diketahui, pengangguran terjadi akibat ketidakseimbangan antara
lapangan pekerjaan dan orang yang membutuhkan pekerjaan,sehingga hanya sedikit
yang mendapatkan kesempatan untuk bekerja.
Disisi lain, suku bunga adalah
harga yang harus dibayar oleh pihak bank atau peminjam lainnya untuk
memanfaatkan uang selama jangka waktu tertentu. Berdasarkan definisi tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa suku bunga itu merupakan balas jasa yang akan
diterima kemudian atas pengorbanan yang dilakukan atau kata lain suku bunga
adalah harga dari penggunaan uang atau sebagai sewa penggunaan uang dalam
jangka waktu tertentu.
Pada prinsipnya suku bunga adalah
harga atas penggunaan uang atau sebagai sewa atas penggunaan uang dalam jangka
waktu tertentu, yang umumkan dalam 'persentase'. Setiap masyarakat (atau
investor) yang melakukan interaksi dengan bank, baik interaksi dalam
bentuk simpanan, maupun pinjaman (kredit), akan selalu terkait dan dikenakan
dengan yang namanya bunga. Bagi masyarakat (atau investor) yang
menanamkan dananya pada bank, baik itu simpanan tabungan, deposito dan giro
akan diberikan suku bunga simpanan (dalam bentuk %). Suku bunga ini merupakan
rangsangan dari bank agar masyarakat mau menanamkan dananya pada bank. Semakin
tinggi suku bunga simpanan, maka masyarakat akan semakin giat untuk menanamkan
dananya pada bank, dikarenakan harapan mereka untuk memperoleh keuntungan. Dan
begitu sebaliknya, semakin rendah suku bunga simpanan, maka minat masyarakat
(atau investor) dalam menabung akan berkurang sebab masyarakat berpandangan
tingkat keuntungan yang akan mereka peroleh di masa yang akan datang dari bunga
adalah sangat kecil.
BAB II
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kesimpulannya adalah bahwa Secara
historis suku bunga hampir sama tua dengan peradaban manusia, dengan kata lain
suku bunga sudah ada sejak lama. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
diungkapkan oleh Kidwell yang menyatakan bahwa orang yang telah meminjam barang
kepada orang lain dan kadang-kadang mereka telah meminta imbalan atas jasa yang
diberikan.
suku bunga juga merupakan salah
satu indicator dalam menghitung pendapatan Negara dan juga membantu pemerintah
dalam menjalankan roda ekonomi suatu Negara yang di pegang oleh lembaga Bank
Sentral (Bank Indonesia) bersama pemerintah yang berkuasa.
3.2 Saran
Saran kami untuk mata kuliah
ekonomi moneter ini setiap kelompok yang naik presentasi harus setiap anggota
kelompok aktif dalam proses diskusi dalam hal menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang telah dilontarkan dari teman-teman kelompok lain.
DAFTAR PUSTAKA
Nopirin. 1998. Ekonomi Moneter Buku I. BPFE UGM.
Yogyakarta.
Iswardono. 1999. Uang dan Bank. BPFE UGM. Yogyakarta.
Sukirno,
Sadono. (2004). Teori Pengantar Makro Ekonomi. Edisi Ketiga. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Edward, S. dan Khan, M.S. 1985. Penentuan Tingkat Bunga di Negara Berkembang, Kerangka Konseptual. IMF Staff Papers. 32,377-403.
Sunariyah, 2006. Pengantar Penegetahuan Pasar
Modal. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Ismail. 2011. Akuntansi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah. Edisi
Pertama. Cetakan Kedua. Jakarta: Kencana.
Nasution. 2001. Ghalia Inonesia:
Manajemen Mutu Mutu Terpadu. Jakarta.
mspadigital casino no deposit bonus - VODL.CC
BalasHapusmspadigital casino no deposit bonus. Welcome bonus youtube mp4 $30 Free No Deposit Casino Bonus. $30 Free Casino Bonus. $25 No Deposit Bonus.